Ohisashiburi, lama tak jumpa Jepang!

Narita International Airport, Tokyo, Jepang

Selasa, 4 April 2023 menjadi tanggal keberangkatan saya menuju Jepang. Kali pertama, dapat jadwal penerbangan di malam hari dari bandara Soekarno Hatta. Hmm, kalau tidak salah kali ini jadi penerbangan ke 4 (empat) saya menuju Jepang. Sebelumnya, saya sudah sempat beberapa kali bolak-balik Jepang untuk urusan kerja di Tokyo. Nah, untuk keberangkatan kali ini berbeda. Karena saya akan berangkat sebagai calon mahasiswa di salah satu universitas di Jepang percisnya di kawasan Tsukuba, Ibaraki (sekitar 45m dengan kereta express dari Tokyo) dan disponsori langsung oleh program beasiswa dari Pemerintah Jepang (Monbukagakusho Scholarship), atau biasanya dikenal dengan sebutan MEXT. Alhamdulillah.

Pesawat yang akan saya tumpangi adalah pesawat JAL (Japan Airlines) atau dalam bahasa Jepang disebut juga Nikko (日航) dengan nomor seri JL726. Pesawat berukuran besar, berwarna putih dengan corak merah, dan merupakan maskapai penerbangan nasional Jepang (bisa dibilang Garuda nya Jepang kali yah). Karena saya merupakan salah satu awardee beasiswa MEXT, urusan pemesanan pesawat kali ini termasuk biaya sudah diurus langsung oleh pemerintah Jepang bekerja sama dengan travel agency. Satu hari itu saya ngerasa jadi seperti orang penting yang diundang ke Jepang haha. Kabarnya sih, ini termasuk pesawat dengan biaya tiket yang mahal. Untuk penerbangan dari Jakarta ke Tokyo, setelah saya lihat, biayanya ada di kisaran 14-16 juta. Wow! Harga yang menurut saya sangat mahal, dibandingkan biaya maskapai penerbangan lainnya yang pernah saya gunakan.

Oh yah, yang menarik dari keberangkatan kali ini, pihak maskapai mempersilahkan saya jika ada request tertentu terkait makanan yang akan saya santap di pesawat. Karena kebetulan pesawat yang saya tumpangi bukan maskapai dari Indonesia, maka saya ragu (tepatnya curiga hehe) terkait kehalalan makanan yang akan saya terima, jadinya saya coba deh request secara khusus makanan halal untuk nanti di pesawat. Saya sampaikan dengan rinci permintaan saya, termasuk apa halal yang saya maksud. Karena pengalaman saya, orang-orang Jepang belum tentu sepenuhnya paham apa itu makanan halal. Biasanya, mereka hanya mengira kalau selama tidak ada daging atau kandungan pork pada makanan, maka halal. Padahal tidak demikian. Jadi sekalian saja deh, saya coba jelaskan.

Request, mumpung gratis!

Sekitar pukul 22:00 WIB, pesawat yang saya tumpangi mulai melandas (take off) setelah tragedi hampir tertinggal pesawat, karena proses check-in yang butuh waktu lama (banyak rombongan pekerja yang juga akan berangkat) plus setelah check-in saya menyempatkan cari makanan di bandara untuk berbuka puasa. Saya cukup menikmati fasilitas yang sudah disediakan oleh maskapai JAL di pesawat. Mulai dari kursi yang nyaman, sajian makan & minuman, layar hiburan, sampai toilet pesawat. Betul-betul nyaman (walaupun harus dibayar dengan repotnya proses check-in & pengecekan imigrasi sambil bawa banyak koper berat dan dokumen hehe). Selama pesawat mulai melandas, saya banyak menikmati waktu saya untuk menikmati pemandangan cantik dari jendela pesawat. Apalagi saya berangkat malam hari, gemerlap lampu kota semakin mempercantik pemandangannya. Melihat pemandangan tersebut, saya kembali merasa betapa sangat kecilnya sebetulnya kita selama ini yah. Sesekali, saya mengamati para penumpang di pesawat yang tengah menikmati perjalanannya. Kebanyakan dari mereka adalah orang Jepang. Sepertinya, mereka dalam perjalanan kembali ke negaranya.

Kilau cahaya Ibu Kota dan sekitarnya

Setelah menyelesaikan sholat Maghrib & Isya, rangkap dengan tarawih singkat di pesawat (kursi pesawat tepatnya), saya berencana untuk menghabiskan waktu lebih banyak untuk tidur saja. Sayangnya, jujur saya merasa susah tidur nyenyak selama perjalanan di pesawat, kadang terbangun sebentar dan mencoba untuk tidur lagi dengan berganti posisi. Walaupun kursi pesawat empuk, yah tetap saja tidak bisa menggantikan nyamannya tidur di atas kasur sendiri yah haha. Karena perjalanan menuju Tokyo yang memakan waktu 7 jam, jadilah saya mencari alternatif selain tidur yaitu nonton film. IIngin baca buku sebetulnya, cuma lampu pesawat sudah hampir semuanya mati. Alhamdulillah bisa ketemu film yang menurut saya bagus: Jurassic World Dominion hehe! Film yang release sejak tahun 1993 ini emang gak ada matinya!

Waktu perjalanan pun, akhirnya saya habiskan dengan menonton film dan sesekali tertidur di kursi.

***

Menjelang Subuh, saya sejenak kembali ke toilet untuk mengambil wudhu, lalu mendirikan sholat dengan segala keterbatasan di kursi pesawat. Setelah sholat dan sedikit melakukan perenggangan badan yang terasa pegal-pegal, saya coba menikmati pemandangan langit di luar jendela pesawat yang berwarna kemerahan dan sudah mulai menampakan cahaya matahari yang sayang banget kalau dilewatkan. Tampak dari jendela pesawat kalau saya masih berada di atas awan dengan ketinggian sekitar 36.000 kaki dari permukaan bumi. Sambil menyaksikan pemandangan yang megah tersebut, saya coba terus berdoa semoga semua bisa sampai tujuan dengan selamat.

Pemandangan indah matahari terbit dari jendela pesawat

Pesawat dijadwalkan sampai di Tokyo sekitar pukul 05.00 WIB atau 07.00 JST artinya sudah tidak lama lagi kami akan sampai di bandara tujuan pesawat yaitu Narita Airport yang berlokasi di Tokyo, Jepang. Mba-Mba pramugari di pesawat pun sudah mulai bergegas untuk persiapan pesawat mendarat. Dari atas, saya melihat Jepang. Ketika menyaksikan kota Tokyo dari atas pesawat, saya berdecak kagum dalam hati dan bersyukur sebanyak-banyaknya karena Allah masih memberikan umur panjang dan memberi saya rezeki untuk bisa kembali ke Jepang untuk lanjut studi hingga program doktoral. Alhamdulillah, Allah Maha Baik…

Rabu, 5 April 2023, Alhamdulillah pesawat mendarat dengan mulus di Narita Airport. Suasana dingin menjelang akhir musim semi dan hamparan pohon-pohon sakura mulai terlihat di sisi kiri-kanan landasan pesawat, seakan-akan mencoba menyambut kedatangan kami semua yang baru keluar dari Pesawat. Sesampainya saya di bandara, saya langsung bergegas ke kantor Imigrasi lalu menuju kampus tujuan saya untuk studi lanjut yaitu University of Tsukuba, Japan. Ohisashiburi, lama tak jumpa Jepang!

Insya Allah tentang pengalaman studi, termasuk kehidupan yang saya lalui di Jepang, akan saya ceritakan juga di tulisan berikutnya melalui blog ini. Semoga bermanfaat yah!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *