Dalam kajian Climate System, kita diperkenalkan beberapa model-model untuk mengklasifikasi iklim. Model ini, cukup bisa membantu para ilmuwan dalam memahami jenis-jenis kondisi yang biasanya dialami di suatu wilayah tertentu sepanjang tahun. Ketimbang harus menjelaskan seluruh rentang kondisi-kondisi yang didapat dari hasil pengamatan di suatu wilayah setiap bulan atau musim selama setahun, model klasifikasi dapat membantu menyampaikan kondisi apa yang terjadi di wilayah tertentu menggunakan dua-tiga istilah sederhana saja. Semisal “Humid Subtropical Climate” atau Iklim Subtropis Lembab yang bisa menjelaskan suatu wilayah memiliki karakter panas dan basah ketika di musim panas, dan sejuk ketika di musim dingin.
Di tataran pengaplikasikan hasil-hasil klasifikasi dari model yang ada, suatu penduduk di wilayah tertentu bisa sangat terbantu memilih bahan bangunan seperti apa yang memiliki daya tahan yang cukup untuk melindungi mereka di musim-musim tertentu. Termasuk membantu dalam mempertimbangkan tanaman apa yang kiranya mungkin (atau tidak mungkin) tumbuh subur di wilayah tersebut. Lebih jauh, mengenal dengan baik klasifikasi iklim yang dimiliki di suatu wilayah juga dapat membantu mereka menentukan pilihan pakaian yang sesuai untuk dipakai.
Klasifikasi Iklim Koppen-Geiger
Berikut, kita akan coba lihat salah satu model klasifikasi iklim yang terkenal dan sering dipakai oleh para ilmuwan yaitu Klasifikasi Iklim Koppen-Geiger. Model ini pertama kali dikembangkan oleh ilmuwan klimatologi dari Jerman, Wladimir Koppen, pada awal abad ke-20 yang kemudian diperbaharui oleh Rudolf Geiger. Klasifikasi yang ada mencoba menggolongkan iklim di berbagai wilayah di seluruh dunia menjadi beberapa kategori berdasarkan data suhu, curah hujan dan karakteristik iklim lainnya.
Klasifikasi Iklim Koppen-Geiger menggunakan kode huruf dan angka untuk mewakili berbagai jenis iklim. Kode ini terdiri dari huruf utama yang menggambarkan karakteristik suhu dan musim, diikuti oleh huruf tambahan yang memberikan informasi lebih lanjut tentang pola curah hujan. Beberapa contoh kode iklim yang ada dalam klasifikasi ini dikelompokan menjadi Tipe Iklim A, Tipe Iklim B, Tipe Iklim C, Tipe Iklim D, Tipe Iklim E dan Tipe Iklim H.
1. Tipe Iklim A
Beberapa wilayah di daerah tropis yang terletak pada lintang rendah, sekitar 15° LU dan LS memiliki klasifikasi-klasifikasi iklim yang masuk ke dalam tipe iklim A. Iklim ini ditandai oleh suhu tinggi sepanjang tahun (lebih dari 18 °C atau 64 °F) Perbedaan suhu harian lebih besar daripada perbedaan antara musim panas dan musim dingin. Contoh wilayah yang masuk dalam tipe ini adalah Hutan Hujan Amazon (Amazon Rainforest). Sebuah wilayah hutan hujan tropis yang meliputi sebagian besar wilayah Amazon di Amerika Selatan, termasuk Brasil, Peru, Kolombia, dan sekitarnya.
Köppen mengidentifikasi tiga jenis iklim A yang berbeda dalam sistem klasifikasinya yaitu Wet Equatorial Climate (Af), Tropical Monsoon and Trade-Wind Littoral Climate (Am) dan Tropical Wet-Dry Climate (Aw).
2. Tipe Iklim B
Iklim tipe B dalam Klasifikasi Iklim Köppen-Geiger adalah iklim gurun. Ini adalah iklim yang umumnya ditandai oleh curah hujan yang sangat rendah dan suhu tinggi. Iklim di tipe ini juga ditandai dengan kondisi yang sangat kering, yang membuatnya menjadi lingkungan yang keras dan sulit untuk mendukung kehidupan tanaman dan hewan. Suhu dapat bervariasi secara signifikan antara siang dan malam, dengan suhu siang yang bisa sangat panas dan suhu malam yang berubah secara drastis menjadi sangat dingin. Beberapa contoh wilayah yang masuk ke dalam tipe iklim B yaitu Gurun Sahara, Gurun Nevada dan Gurun Arab.
Köppen mengidentifikasi tiga jenis iklim B yang berbeda dalam sistem klasifikasinya yaitu Tropical and Subtropical Desert Climate (BWh) Mid-latitude Steppe and Desert Climate (BSh) dan Tropical and Subtropical Steppe Climate (BSk).
3. Tipe Iklim C
Wilayah-wilayah yang masuk dalam tipe Iklim C umumnya ditandai oleh adanya perubahan musim yang jelas antara musim panas dan musim dingin. Musim panas dalam iklim ini cenderung hangat hingga panas, sering kali disertai dengan curah hujan yang signifikan. Musim dingin, meskipun sejuk, tidak sedingin iklim tipe D dan masih mendukung kehidupan tanaman yang lebih beragam. Perbedaan suhu antara musim panas dan musim dingin relatif lebih besar daripada perbedaan suhu harian. Curah hujan juga dapat terjadi sepanjang tahun, dan banyak wilayah dengan iklim ini memiliki musim hujan dan musim kemarau yang terlihat cukup jelas. Beberapa kawasan yang masuk dalam tipe iklim C ini yaitu New Yorik City (AS), Sydney (Australia), Istanbul (Turki) dan Tokyo (Jepang).
Köppen mengidentifikasi 3 jenis iklim C yang berbeda dalam sistem klasifikasinya yaitu Humid Subtropical Climate (Cfa, Cwa) dan Mediterranean Climate (Csa, Csb).
4. Tipe Iklim D
Tipe iklim yang cenderung memiliki musim panas yang sejuk hingga hangat dan musim dingin yang sangat dingin. Musim dingin sering kali sangat dingin, dengan suhu sering turun sampai di bawah titik beku dan bisa didapati beberapa area yang tertutup oleh salju yang melimpah dan berlangsung selama berbulan-bulan. Musim panas biasanya singkat dan kadang-kadang memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Meskipun tanaman mungkin lebih sedikit beragam, beberapa jenis pohon yang langka dapat bertahan di kawasan ini. Iklim ini umumnya ditemukan di kawasan-kawasan dengan lintang tinggi, seperti Eropa Utara, Amerika Utara dan Siberia.
Köppen mengidentifikasi 2 jenis iklim D yang berbeda dalam sistem klasifikasinya yaitu Humid Continental Climate (Dfa, Dfb, Dwa, Dwb) dan Continental Subarctic Climate (Dfc, Dfd, Dwc, Dwd).
5. Tipe Iklim E
Iklim tipe E adalah tipe iklim yang secara umum ditandai oleh suhu rendah dan curah hujan yang rendah. Iklim tipe ini dipengaruhi oleh massa udara kutub dan Arktik yang dominan berada di lintang tinggi. Massa udara di wilayah-wilayah dengan iklim ini cenderung membawa suhu dingin dan kondisi kering, juga memiliki suhu yang cenderung rendah sepanjang tahun, terutama selama musim dingin. Suhu musim panas biasanya cukup sejuk, dan musim dinginnya bisa sangat dingin bahkan seringkali sampai jauh di bawah titik beku. Di beberapa wilayah dengan iklim tipe E, terdapat fenomena “polar night” di mana matahari tidak muncul selama beberapa bulan pada musim dingin, menghasilkan periode malam yang sangat panjang. Beberapa wilayah seperti Antartika, Siberia (Rusia), Greenland, Kanada Utara masuk dalam tipe iklim ini.
Köppen mengidentifikasi 2 jenis iklim E yang berbeda dalam sistem klasifikasinya yaitu Tundra Climate (ET) Snow dan Ice Climate (EF).
6. Tipe Iklim H
Tipe iklim H mencakup semua wilayah pegunungan yang sulit untuk dikategorikan ke dalam tipe-tipe iklim lainnya. Tipe ini biasanya digunakan untuk merujuk pada daerah dengan karakteristik iklim yang unik dan beragam di wilayah pegunungan. Salah satu contoh terkenal dari iklim tipe H adalah Himalaya, yang mencakup beberapa gunung tertinggi di dunia, termasuk Gunung Everest. Wilayah pegunungan seperti ini memiliki variasi kondisi iklim yang signifikan dengan ketinggian. Wilayah pegunungan cenderung memiliki fluktuasi suhu yang signifikan dengan perubahan ketinggian, dan curah hujan yang bervariasi tergantung pada sisi lereng gunung.
Köppen mengidentifikasi hanya 1 jenis iklim H yang berbeda dalam sistem klasifikasinya yaitu Highland climate (H).